Tuesday, December 2, 2014

Pembagian Sanad Ali

Pembagian Sanad Ali
      sebelum mempelajari pembagian sanad yang di dalamnya termasuk sanad ali, ada baiknya yang kita mempelajari pengertian sanad itu sendiri. Para muhaditsin membagi sanad ali menjadi dua, yaitu ali mutlak dan ali nisbi.
a)    ali yang bersifat mutlak
Sanad ali yang bersifat mutlak adalah sebuah sanad yang bilangan perawinya hingga sampai kepada Rasul s.a.w. lebih sedikit bila dibandingan dengan sanad lain yang serupa.
Keutamaan sanad ali yang bersifat mutlak adalah menjadikan sanad tersebut sebagai sanad yang berkualitas paling tinggi, jika sanadnya adalah sanad yang sahih.
b)   ali yang bersifat nisbi (relatif)
Sanad ali yang bersifat nisbi adalah sebuah sanad yang bilangan perawinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang dimiliki oleh para imam ahli hadits. Seperti Syu’bah, Al-A’masyi, Ibnu Juraij, Ats-Tsauri, Malik, asy-syafi’I, Bukhori, Muslim dan sebagainya, meskipun jumlah para perawi setelah mereka hingga sampai Rasul s.a.w. lebih banyak.
Para ulama’ membagi sanad ali yang bersifat nisbi ini menjad empat bagian, yaitu muwafaqoh, badal, musawah, dan mushahafah.
1)   Muwafaqah
Muwafaqoh adalah pabila ada seseorang meriwayatkan hadits hingga sampai kepada guru salah seorang penulis kitab hadits melalui jalur sanad lain yang jumlah perawinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah perawi yang berada dalam jalur sanadnya sendiri melalui gurunya.
Sebagai contoh: Imam Bukhori meriwayatkan hadits dari Qutaiah, dari Malik. Seandainya kita meriwayatkan hadits tersebut melalui jalur Imam bukhori, maka jumlah perawi antara kita dengan Qutaibah adalah delapan perawi. Namun seandainya kita meriwayatkan hadts tersebut dari jalur Abul Al-Abbas As-Siroj (salah satu guru Imam Bukhori), maka kita akan mendapatkan bahwa jumlah perawi diantara kita dengan Qutaibah hanya tujuh perawi.
Dari contoh di atas, maka dapatlah diketahui telah terjadi muwafaqoh, kecocokan antara Imam Bukhori denan gurunya tentang jalur sanad hadits, namun sanad gurunya lebih tinggi dari sanad Imam Bukhori.
2)   Badal
Badal adalah seorang meriwayatkan hadits hingga sampai kepada guru dari guru seorang penulis hadits melalui jalur sanad lain yang jumlah para perawinya lebih sedikit dari pada jumlah para perawi yang ada pada jalur sanadnya melalui gurunya.
Contoh badal adalah sama dengan contoh muwafaqoh yang tersebut di atas. Yaitu jika terdapat jalur sanad lain hinggga sampai kepada Al-Qo’nabi (salah satu guru Imam Bukhori) dari Malik. Maka Al-Qo’nabi dalam jalur sanad ini sebagai badal dari Qutaibah.
3)   Musawah
Musawah adalah kesamaan jumlah para perawi dalam sebuah sanad yang dimiliki seorang perawi denan jumlah para perawi yang ada dalam sanad lain milik seorang penulis kitab hadits dari awal sampai akhir.
Contohnya: imam Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits yang jumlah perawinya dari beliau sampai rasul s.a.w. senanyak sebelas perawi. Kemudian kita meriwayatkan hadits tersebut melalui jalur sanad lain yang jumlah perawinya dari kita sampai rasul s.a.w. sebayak sebelas perawi. Berarti terjadi musawah (persamaan) di antaa kita ddengan Imam An-Nasa’I dalam hal jumlah perawi.
4)   Mushafahah
Mushafahah adalah kesamaan jumlah perawai sebuah sanad dengan jumlah perawi dalam sanad seorang  murid salah satu penulis kitab hadits dari awal sampai akhir.
Dinamakan musafahah karena pada umumnya jika dua orang bertemu mereka jabat tangan. Sedangkan kita pada bagian keempat ini seakan-akan bertemu dengan Imam Nasa’i dan seakan-akan kita menjabat tangan beliau.
Setiap jenis dari jenis-jenis sanad ali mempunyai lawan dari sanad yang nazil, karena sesuatu yang tinggi dapat diketahui dengan lawannya yaitu sesuatu yang rendah.
Sanad ali (sedikit jumlah perawi) sangat dicari karena semakin sedikit jumlah perawimaka semakin dekat dengan keshahihan an kesalahan menjadi sedikit. Akan tetapi apabila dalam sanad nazil terdapat kelebihan yang tidak terdapat dalam sanad ali, misalnya perawinya lebih terpercaya, lebih kuat hafalannya, atau lebih faham terhadap agama, maka sanad yang nazil itu lebih diutamakan dari sanad yang ali.
Di antara nama-nama kitab hadits bersanad ali adalah kitab tsulatsiyyat, kitab hadits yang memuat hadits-hadits dengan sanad tiga orang perawi antara perawi penulis kitab hadits dengan Rasul s.a.w..
Sedangkan diantara nama-nama kitab tsulutsiyyat dan pengarangnya adalah:
1.    Tsulutsiyyat Al-Bukhori karya Ibnu Hajjar Al-Asqolani.
2.    Tsulutsiyyat Ahmad bin hambal karya Imam As-Safarini.


READ MORE - Pembagian Sanad Ali belajar komputer